dikutip dari Kutudrama.com
Sinopsis My Love From Another Star episode 13 – 2
Mereka pulang bersama dan karena Song Yi tadi minum alcohol,
maka Min Joon-lah yang mengetir. Sepanjang perjalanan, Song Yi pura-pura tidur
dan langsung bangun sedetik setelah Min Joon memarkir mobilnya.
Min Joon menatap Song Yi yang jutek dan sedikitpun tak
melirik padanya sepanjang perjalanan naik ke lantai mereka. Ihh.. rasanya kaya
ngeliat istri yang ngambek sama suaminya, ya, karena jalur pulangnya sama
hingga ke pintu apartemen mereka.
Malah Min Joon yang terus melirik Song Yi, dan akhirnya
hanya memandang sedih sosok Song Yi yang akhirnya menghilang masuk ke
apartemennya. Ia menghela nafas panjang.
Di kelas, Min Joon sedang mengajarkan Lima Tahapan Kedukaan
yang dilalui oleh manusia menurut Kubler-Ross.
Tahap pertama adalah Marah. Dan kita lihat Song Yi di kamar
sedang marah-marah, menendangi bantalnya seolah-olah itu adalah Min Joon, “Aku
panas sekali. Tak punya perasaan apa-apa? Kau tak pernah suka padaku
sedikitpun?! Hah?!” Song Yi jadi histeris dan menjerit, “Brengsek! Bagaimana
caranya aku harus membalas semua ini?!
Tahap kedua adalah Penyangkalan. Pada tahap ini, Song Yi
mencari-cari informasi tentang alien dan tertawa sinis. Tak mungkin Min Joon
adalah alien. “Kau benar-benar bergurau, ya? Apa kau pikir aku ini bodoh? Apa
kau pikir kita ini ada di film?” Song Yi melirik kiri-kanan, “Apa ada kamera
tersembunyi di sini?”
Song Yi jadi sedikit hiper saat mencari-cari kamera di
seluruh ruang tengahnya, dan tertawa puas saat menunjuk ke langit-langit, “Aku
tahu semuanya! Aku tahu!”
Tahap ketiga adalah Menawar. Song Yi melalui tahap ini
dengan bicara sendiri di balkon sambil terus melirik ke balkon Min Joon,
“Baiklah. Aku tahu kau itu bukan tipeku. Kau secara emosi tak pernah
mendampingiku, bicaramu menyebalkan. Gurauanmu jadul, sejadul Joseon. Kau
mungkin benar-benar alien. Kau benar-benar gila. Yang paling parah yang pernah
kutemui.”
Tahak keempat adalah masa paling panjang, yaitu depresi.
Saat makan bersama ibu dan Yoon Jae, ibu melihat Song Yi menangis tanpa suara,
membuat ibu khawatir, “Kenapa kau menangis?” Tahu jawaban Song Yi?
Ia menatap kosong pada ibunya dan berkata, “Aku? Aku tak
menangis. Itu hanya air mata yang menetes. Aku tak menangis” Dan ia pun
meninggalkan makanan yang belum habis dan masuk kamar dengan bahu terkulai.
Ibu bingung melihat kelakuan anaknya, memang ada bedanya
menangis dan air mata menetes? Yoon Jae yang mungkin sudah terbiasa dengan
kelakuan kakaknya, hanya menjawab pendek, “Dia sudah gila.”
Wkwkwk.. boook..pengertian banget nih si adek. Alias cuek.
Dan tahap terakhir adalah Penerimaan. Dan cara Song Yi
menerima adalah, “Baiklah! Aku akan menjadi lebih cantik! Walau orang lain juga
sama cantiknya, tapi aku akan melakukan sesuatu yang mustahil. Dan aku akan membuatmu
menyesalinya!”
Haha.. cara penerimaan ala Chun Song Yi. Dan seakan ingin
memenuhi tekad itu, Song Yi semakin mempercepat larinya di treadmill, hingga
berlari sprint.
Menurut Min Joon, hanya setelah menderitalah maka seorang
manusia dapat kembali pulih. Walau terdapat perbedaan cara pria dan wanita
mengalami kedukaan. Jika wanita pada akhirnya memperbaiki dirinya atau mencari
pria yang lebih baik, maka reaksi pria adalah merusak diri sendiri atau mereka
lebih merasa berduka karena kehilangan itu dibandingkan dengan wanita.
Ia menghela nafas saat teringat apa yang ia alami. Pengacara Jang bahkan
menemaninya makan, dan menaruh sendok di tangannya. Tapi
ia tetap tak nafsu makan.
Aww.. patah hati, ya. Siapa suruh nolak Song Yi?
Min Joon menerima telepon dari Pengacara Jang yang
memberitahukan kalau apartemennya sudah terjual. Walau ada orang yang
menyebarkan gosip tak sedap tentang apartemen Min Joon, tapi ada orang yang mau
membeli bahkan dengan harga di atas harga pasar.
Kecurigaan Min Joon malah langsung muncul mendengar hal itu.
Apalagi saat mendengar kalau pembeli itu langsung membayar uang muka tanpa melihat-lihat apartemennya dulu.
Rasanya deskripsi pembeli itu mirip dengan seseorang yang
dikenal Min Joon. Maka saat bel berbunyi dan Min Joon membuka pintu, ia tak
kaget lagi saat melihat Hwi Kyung yang tersenyum lebar sambil melambaikan
tangannya.
Bwahaha.. Di depan Hwi Kyung, Min Joon langsung memberitahu
Pengacara Jang kalau ia tak akan menjual apartemennya.
Pengacara Jang kaget dan
berkata Min Joon tak bisa melakukan hal itu karena pembeli itu sudah memberi
uang muka. Min Joon langsung menyergah, “Aku hanya perlu mengembalikannya dua
kali lipat, kan? Bayar saja dia!”
Hwi Kyung yang langsung protes. Kenapa juga Min Joon tak mau
menjual apartemen itu padahal ia sudah bayar di atas harga pasar. “Aku mau
bayar dua kali lipat lagi. Kau bilang kau mau menjualnya. Aku mau beli.”
“Aku tak mau jual padamu,” jawab Min Joon ketus dan
langsung menutup pintu.
“Hei! Kenapa aku tak boleh? Kau bilang kau mau pindah! Ayo
cepat pindah!” seru Hwi Kyung dan menunjuk-nunjuk pintu. “Aku tak peduli pada
siapa kau jual tempat ini. Tapi aku pasti! akan pindah ke tempat ini.”
Min Joon benar-benar kesal mendengar ucapan Hwi Kyung. Ia
mengambil gelas untuk minum, tapi gelas itu malah hancur saat disentuh,
karena saat itu tenaga Min Joon mengalir dengan deras. Min Joon menghela
nafas, menenangkan diri.
Ia mengambil gelas satunya dan menuangkan air.
Dan ia mendengar Hwi Kyung mengunjungi Song Yi dan
memberitahukan kalau ia yang akan membeli apartemen Min Joon. Bukannya menolak,
Song Yi malah mendukung rencana Hwi Kyung, “Malah lebih baik lagi jika yang
jadi tetanggaku adalah kau. Aku akan lebih sering bertemu denganmu.”
Muka Min Joon benar-benar masam mendengarnya. Dan kemudian
kaget, karena air tumpah di gelas karena ia terus menuang.
Min Joon duduk di perpustakaannya lagi dan bicara. “Pepatah
Cina mengatakan : Debu dalam hatiku. Yang artinya adalah hatiku sampai berdebu
karena merindukan dirimu. Tapi hatinya tak berdebu sedikitpun, apalagi menjadi
lapisan debu,” dari ekspresinya yang sinis sepertinya membicarakan orang itu.
Nadanya semakin pedas saat meneruskan, “Apa memindahkan hati
itu seperti pindah kamar? Atau seperti memindahkan meja? Secepat itu?” Ia
membantah kalau ia tidak marah. Ia bahkan merasa senang kalau perasaan (Song
Yi) itu sembuh dengan cepat. “Sudah
kubilang aku tidak marah!”
Lahh.. sapa yang nolak, sapa juga yang cemburu, sapa juga yang ga bisa
move on. Ternyata alien juga manusia. Bisa marah bisa cemburu.
Pada Hwi Kyung, Song Yi menceritakan kalau ia mendapat
tawaran main film. Walau bukan peran utama, tapi karakter yang ia perankan
sangat hebat yaitu karakter yang memendam luka. Hwi Kyung mengatakan kalau
peran itu sempurna.
Menurut Song Yi pun begitu, “Aku bahkan tak perlu berakting.”
Bagi Song Yi, semua peran utama selalu sama. Ceria, baik dan jujur. Dan ia akan
mencoba peran pendukung yang berkarakter kuat.”
Hwi Kyung memuji tindakan Song Yi yang tak mau menyerah.
Song Yi membenarkan hal itu, “Entah aku pemeran utama atau pemeran pendukung,
aku tetaplah Chun Song Yi! Aku tak peduli siapa pemeran utama wanitanya, tapi
aku yang akan mengambil alih.”
Hwi Kyung tertawa mendengar semangat yang ditujukan Song Yi.
Min Joon ternyata masih menguping pembicaraan tetangga dan
tamunya itu. Dan ia mendengar saat Song Yi menyebutkan kalau ada seorang
detektif yang menemuinya dan bertanya apakah Yoo Ra punya pacar dan mungkinkah
Min Joon adalah pacar Yoo Ra.
Song Yi tahu hal itu tak benar, karena ia tahu siapa pacar
Yoo Ra sebenarnya. “Pacar Yoo Ra adalah Jae Kyung Oppa.” Hwi Kyung terkejut
mendengarnya. Song Yi juga mengatakan kalau ia juga telah memberitahu hal ini
kepada detektif itu. “Sebelumnya aku tak ingin mengungkit masalah pribadi Yoo
Ra, tapi karena hal ini berhubungan dengan penyelidikan..”
Hwi Kyung dapat menebak tujuan Song Yi memberi tahu hal ini
pada polisi, “Kau tak ingin Do Min Joon menjadi tersangka, kan?”
Min Joon tak mendengar Song Yi menjawab pertanyaan Hwi Kyung
dan malah balik bertanya apa mungkin Jae Kyung akan marah kepadanya. Min Joon
tahu jawabannya.
Detektif Park dan Jaksa Yoo mulai mengumpulkan rekaman CCTV
di tempat-tempat yang mungkin pernah dilewati oleh Jae Kyung atau Yoo Ra. Dan
tindakan itu tak luput dari pengawasan
Jae Kyung.
Jae Kyung merasa posisinya semakin gawat dan karena itu ia
harus bergerak cepat. Ia pun mengirim SMS pada Min Joon, menyuruhnya untuk
segera pindah dalam waktu 3 hari.
Setelah mempelajari rekaman CCTV dan histori telepon selama
berhari-hari, tim Jaksa Yoo belum menemukan rekaman yang menguatkan kesaksian Song
Yi, padahal jarak rumah Yoo Ra dan Jae Kyung dekat. Hal ini membuat Detektif
Park meragukan kesaksian Song Yi . Ia malah menduga kalau ini adalah cara Song Yi untuk memperbaiki citranya.
Tapi semuanya berubah saat Jaksa Yoo menemukan kalau dalam
satu waktu, Jae Kyung menelepon dari Cheongpyeong, dan secara kebetulan sama
dengan lokasi tempat Yoo Ra menelepon juga. Yang berarti mereka kebetulan
berada di daerah yang sama.
Tapi mereka yakin kalau ini bukanlah kebetulan. Detektif
Park meminta stafnya untuk memeriksa CCTV di pintu tol antara 24 Juli – 27 Juli
tahun lalu dan ia merasa yakin kalau ia akan dapat menemukan mereka di rekaman
itu.
Hwi Kyung pulang dan bertemu dengan supir Jae Kyung yang
baru saja mengantarkan kakaknya pulang. Berdalih ada barang yang ketinggalan di
mobil Jae Kyung, Hwi Kyung meminjam kunci mobil pada si supir.
Hwi Kyung pura-pura terus mencari di dalam mobil sampai
supir Jae Kyung masuk rumah. Setelah itu ia langsung menghidupkan GPS,
mencari history tujuan Jae Kyung. Dan salah satunya adalah rute menuju
RSJ Haneul. Kecurigaan
pada kakaknya menjadi semakin besar.
Song Yi kembali mendatangi museum tempat binyeo, milik gadis
yang mirip dengannya, itu disimpan. Betapa kecewanya ia melihat binyeo itu
sekarang tak dipajang lagi. Menurut pegawai museum, terjadi sedikit kecelakaan, dan binyeo itu sekarang disimpan di tempat lain.
Dengan sopan, Song Yi bertanya apakah ia dapat mengetahui
identitas si pemilik binyeo itu. Tentu saja pegawai itu tak tahu. Tapi
Song Yi
terus bertanya apakah mereka tak memiliki foto pemilik itu atau
keterangan lain, "Berapa umur wanita itu, masih gadis atau sudah
menikah? Apakah wanita itu
cantik? Adakah informasi yang menjelaskan tentang penampilannya?”
Ha, pegawai itu jelas tak tahu. Song Yi pun beranjak pergi.
Namun ada sebuah foto yang menarik perhatiannya. Foto yang dibuat pada 3
Februari 1914, dan salah satu orang di dalamnya adalah Min Joon, tampak sama
dengan yang ia kenal sekarang ini kecuali gaya busana dan potongan rambutnya.
Ia teringat pengakuan Min Joon yang mengenal gadis yang
mirip dengannya 400 tahun yang lalu. Song Yi sekarang percaya kalau Min Joon
benar-benar berusia 400 tahun karena foto 1 abad yang lalu itu telah
membuktikannya.
Tapi ia sadar rahasia Min Joon bisa terbongkar saat ada dua mahasiswi
mengagumi wajah Min Joon yang katanya lebih tampan dari pria-pria jaman
sekarang dan salah satu dari mereka mengarahkan kamera untuk memotretnya.
Song Yi buru-buru menghalangi lemari foto itu dan pura-pura
cuek. Dua mahasiswi itu segera mengenali Song Yi dan mengurungkan niat untuk
memotret. Song Yi berhasil mengusir kedua mahasiswi itu secara halus.
Saat pegawai itu melewatinya, ia pun bertanya tentang
orang-orang yang ada di dalam foto itu. Pegawai itu menjelaskan kalau foto itu
adalah para donatur yang ikut mendirikan universitas. Dan bayangkan betapa
terkejutnya pegawai itu saat mendengar pertanyaan Song Yi, “Apakah foto itu dijual? Aku mau beli.
Berapa harganya? Apakah bisa ditawar?”
Bwahahaha.. Muka pegawai itu jelek banget saat menjawab ketus
kalau foto itu tidak untuk dijual. Tak ada yang bisa dilakukan Song Yi untuk
mencegah orang-orang melihat foto itu, yang mungkin salah satu dari mereka akan
mengenali kemiripan orang di foto itu dengan dosen universitas Do Min Joon.
Maka ia terus berdiri di depan lemari kaca, pura-pura
mengira para mahasiswa itu ingin meminta tanda tangan Chun Song Yi. Bahkan ia berbalik
dan menempel seperti kelelawar, dengan membuka sayapnya dan menutupi lemari
kaca itu agar tak ada orang yang bisa melihat foto itu.
Haduh.. Song Yi benar-benar mempermalukan dirinya demi
keselamatan Min Joon.
Ibu Song Yi bertemu dengan Ibu Se Mi di spa. Setelah
basa-basi sesaat, ibu Song Yi memberitahu kalau Song Yi sekarang mendapat
tawaran main film dan menurutnya, pihak produser benar-benar menginginkan Song
Yi.
Ibu Se Mi mungkin sudah tahu film apa yang akan dimainkan
(dan sepertinya itu adalah film dimana Se Mi menjadi pemeran utamanya), tapi
pura-pura tak tahu. “Berarti Song Yi sudah kembali, ya. Walau mungkin agak
sulit jika hal itu dilakukan tanpa adanya manajemen artis.”
Ibu Song Yi tersenyum bangga karena S&C telah mendirikan
manajemen artis khusus untuk putrinya. Tentu saja ibu Se Mi tak menduga hal itu
dan dengan memaksakan senyum ia berkata kalau ia merasa lega dan tak perlu
khawatir lagi.
Tapi ibu Song Yi ini rupanya memang suka cari gara-gara. Ia
berterima kasih karena kepedulian ibu Se Mi, walau mengingatkan agar ibu Se Mi
mengkhawatirkan diri sendiri saja. “Maksudku.. saat Song Yi kembali lagi dengan
keartisannya, ia akan mendapatkan iklan-iklan itu lagi.”
Ibu Song Yi tersenyum, meninggalkan ibu Se Mi yang terpaku
mendengar ucapan itu. Tapi senyum ibu Song Yi lenyap saat resepsionis
menghentikannya dan memintanya untuk membayar. Kali ini ibu Se Mi yang
tersenyum dan melangkah pergi, meninggalkan ibu Song Yi yang masih tertahan di
resepsionis dengan urusan bayar-membayar.
Min Joon mendengar suara Song Yi di luar. Penasaran, ia
menyalakan monitor pintu dan melihat Song Yi bolak-balik ke depan pintu, seakan
bingung. Song Yi sedang berperang dengan dirinya sendiri, apa perlu ia memberitahukan
hal itu pada Min Joon. Atau tidak? Atau diberitahu saja? Atau jangan?
Penasaran, Min Joon pun membuka pintu. Ia tak melihat Song
Yi, karena Song Yi langsung melesat lari dan masuk pintu rumahnya. Tapi Min
Joon melihat ada post it yang tertempel di dinding depan yang bertuliskan, Pergilah ke Museum Universitas Myongin.
Lihat foto seratus tahun atau apalah itu.
Dan untuk menyembunyikan identitasnya, Song Yi menambahkan :
Jangan mencari tahu siapa diriku.
Min Joon tak dapat menyembunyikan senyumnya membaca pesan itu.
Di museum, Min Joon menemukan foto yang Song Yi maksud. Ia
memandangi foto itu lama dan setelah menoleh kiri kanan, foto itu lenyap.
Begitu pula dirinya.
Detektif Park membawa kabar baik kalau tak hanya Jae Kyung
yang melewati pintu tol, tapi juga Yoo Ra yang lewat 1 jam kemudian. Ia juga
tahu kalau Jae Kyung memiliki vila di pegunungan Homyung, “Kita akan menemukan
sesuatu di sana.”
Jaksa Yoo pun juga akan pergi menemui seseorang. Ia sedang menyelidiki salah satu pemilik
pena yang dikabarkan hilang, Han Seo Jin, dan mungkin Han Seo Jin sempat
memberikan pena itu pada orang lain.
Hmm.. rupanya Ibu Song Yi tak sabar untuk ada di atas angin
lagi. Di depan Jae Kyung, ia mewakili putrinya untuk menandatangani perjanjian
kerja sama dengan S&C. Jae Kyung
memastikan kalau Song Yi tak akan menyesali keputusan ibunya. Ia juga sudah
mendengar kabar kalau Song Yi mendapat tawaran film.
Ibu Song Yi membenarkan tapi meminta Jae Kyung tak melakukan
apapun dulu. “Jika ia mengetahui kalau aku menandatangi kontrak, ia pasti bisa
ngamu..” Ibu Song Yi berhenti dan Jae Kyung tersenyum geli mendengar pilihan
kata Ibu. Malu-malu ibu meneruskan, “Maksudku merasa kesal. Kita tunggu saja
sampai ia berada di lokasi syuting, sehingga ia tak bisa mundur. Ia akan
melihat pentingnya sebuah agency, jadi ia pasti akan berkata ya.”
Jae Kyung menuruti saran ibu. Hanya saja ia perlu tahu
jadwal syutingnya. Ibu tersenyum, “Of course!”
Duh.. si mami ini..
Song Yi sedang mempelajari script film. Pada Yoon Jae yang
baru pulang, ia mengakui kalau sebenarnya ia lebih suka film percintaan daripada film
action. Yoon Jae langsung menyambar, “Kenapa? Apa karena kau sedang mengalami
cinta bertepuk sebelah tangan?”
“Apa?! HEI! HEI!!” Song Yi langsung menunjukkan tendangan
mautnya tepat di depan hidung Yoon Jae dan mulai menunjukkan keahlian bela
dirinya yang sangat lentur sekali, “Aku ini mahir menaiki tembok dan berkelahi.”
Yoon Jae menggeleng-geleng, pasrah lihat kelakuan kakaknya.
Persiapan lokasi syuting sedang dilakukan. Asisten sutradara
minta teknisi yang memasang kawat untuk bergelantungan untuk melakukan
pekerjaan dengan benar. Karena jika kawat tak terpasang dengan benar, kawat
bisa putus.
Teknisi itu meyakinkan kalau semuanya akan terpasang dengan
benar. Ia menyuruh bawahannya untuk memasang kawat-kawat itu dengan baik. Karena kesalahan
pemasangan kawat tak akan langsung diketahui. Kawat yang salah pasang akan
putus setelah dipakai 1 – 2 kali.
Dan siapa lagi bawahan itu jika bukan asisten Jae Kyung. Ughh..
Jaksa Yoo kembali ke kantor dengan wajah bingung, walau pada
Detektif Park, ia mengaku ia tak menemukan apapun. Ada telepon masuk ke
handphone Jaksa Yoo. Dari Min Joon yang sudah ada di gedung kantornya untuk
menemuinya.
Min Joon minta maaf atas kejadian yang menimpa Jaksa Yoo dan
bertanya tentang kondisinya. Jaksa Yoo berkata kalau ia sudah baik-baik saja
dan balik bertanya alasan apa yang membuat Min Joon ingin bertemu dengannya
saat itu. Min Joon menjawab, “Ada yang ingin kuceritakan padamu.”
Jaksa Yoo mengamati Min Joon. Ia teringat pada percakapannya
dengan dokter, rekan sejawat Han Seo Jin. Dokter itu memberitahu kalau Han Seo
Jin hilang saat liburan dan ia dinyatakan tewas. Saat Jaksa Yeo menyebutkan
nama Do Min Joon dan apakah ada hubungan dengan Han Seo Jin, rekan sejawat itu
tak mengenal nama itu.
Dokter itu menceritakan kalau Han Seo Jin tak memiliki
teman, bahkan Han Seo Jin tak pernah mau makan dengan rekan-rekan yang lain. Tak
ada orang yang pernah menemui Han Seo Jin.
Yoo mengeluarkan foto Min Joon dan bertanya apakah dokter
itu mengenal pria ini? Dokter itu terkejut saat mengamati foto tersebut, “Ini
adalah Han Seo Jin. Hanya potongan rambutnya saja yang berbeda. Aku yakin itu.”
Di depan pria yang entah namanya Do Min Joon atau Han Seo
Jin, Jaksa Yoo memintanya untuk memberitahu apa yang ingin diceritakan Min
Joon.
Ditemani ibunya, Song Yi pergi lokasi syuting. Ibu
berkomentar akan perbedaan perlakuan orang-orang saat Song Yi berada di puncak
ketenaran. Sekarang semua orang cuek padanya. Bahkan sekarang, Song Yi pun
syuting tanpa bicara empat mata dengan sutradaranya terlebih dulu.
“Inilah derita pemeran pendukung. Karena itu, cepatlah
tandatangan dengan S&C,” bujuk ibu. Tapi Song Yi tak mau mendengar hal itu.
Derita Song Yi semakin bertambah saat melihat pemeran utama
adalah Se Mi. Ibu terkejut mengetahui hal ini. Entah Song Yi tahu atau tidak,
tapi ia tak menunjukkan ekspresi apapun. Bahkan saat sutradara menyapanya dan berkata kalau ia
memberi peran ini pada Song Yi karena Se Mi yang merekomendasikan hal ini.
Song Yi melepas kaca matanya dan bertanya apakah Se Mi
memang melakukannya? Se Mi membenarkan, “Dulu kau juga selalu melakukannya
untukku.”
Sutradara pun meninggalkan mereka setelah mengatakan kalau
syuting perdana mereka adalah Song Yi yang nanti bergelantungan di kawat dan memuji
Song Yi yang bagus saat beradegan action.
Ibu Se Mi tersenyum dan berkata, “Berusahalah dengan baik,
Song Yi. Kami perlu aktris pendukung yang bagus sehingga bisa membuat pemeran
utama bersinar.”
Gerombolan Se Mi meninggalkan Song Yi dan ibunya yang kesal
dikatai seperti itu. Tapi Song Yi hanya berkomentar, “Itu adalah yang selalu
diucapkan ibu pada ibunya Se Mi. Ibu kena karma”
Ibu semakin kesal mendengar ucapan Song Yi, “He, kau ini
sebenarnya di pihak mana, sih?”
Pengacara Jang mencoba menghalangi Min Joon. Tapi bagi Min
Joon, hanya ini satu-satunya cara atau ia akan membunuh Jae Kyung, “Aku harus
membunuhnya atau menghentikannya. Jika
tidak, Chun Song Yi akan mati.”
Pengacara Jang terkejut mendengar hal ini. Min Joon
menjelaskan kalau Song Yi sudah memberitahu detektif tentang hubungan Jae Kyung
dan Yoo Ra. Dan sekarang ia sudah tak punya waktu lagi.
Jae Kyung tersenyum mendengar laporan dari bawahannya. Ia
memuji Min Joon sebagai anak baik yang menepati janjinya. Dan juga tentang Song
Yi..
Song Yi mengamati orang yang sedang mencoba tali pengaman
yang akan ia pakai untuk bergelantungan. Sutradara bertanya apa ia yakin bisa
melakukannya tanpa pemeran pengganti? Song Yi menjawab kalau sebelumnya
sutradara itu yang memintanya. Sutradara itu tak memaksanya. Hanya saja adegan
akan terasa lebih nyata jika adegan dilakukan Song Yi sendiri.
Song Yi menoleh ke belakang dan melihat Se Mi duduk
berleha-leha seperti ia dulu. Dan ia berkata, “Aku harus melakukannya, jika aku
ingin bersinar dalam pertunjukkan ini.” Song Yi pun meregangkan badannya, mulai
melakukan pemanasan.
Di kantor polisi, dengan didampingi Pengacara Jang, Min Joon
memberikan pengakuan yang direkam.
Di lokasi syuting, Song Yi yang sudah diikat dengan kawat, berdiri
di atas, mulai mempersiapkan diri.
Memandang semua orang yang menatapnya dari bawah, ia
membentangkan tangannya dan melompat.
Epilog :
Masih ingat kejadian Song Yi yang berpura-pura dalam bahaya
dan berteriak minta tolong pada Min Joon? Ia tak percaya kalau Min Joon akan
muncul untuk menyelamatkannya. Dan ternyata memang benar. “Alien? Superman?
Cih..”
Ia tak menyadari kalau para pendaki yang tadi mengatainya
gila, berpapasan dengan pria yang tak memakai baju hiking dan sekarang mengintipnya
dari balik bebatuan.
Dan pria itu ngomel, “Ugh.. dia panggil-panggil orang
seenaknya saja. Bikin kaget saja!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar