Prolog My Love From Another Star
Min Joon : “Saat aku datang ke bumi pertama kali, aku ingin
membantu orang lain degan kemampuanku. Tapi untuk membantu mereka, aku terpaksa
menunjukkan kalau aku ini berbeda. “
Di jaman Joseon, Min Joon bertemu dengan seseorang yang
kakinya tertimpa batu besar Saat melihat Min Joon, orang itu menangis dan
meminta tolong. Min Joon pun mengangkat tangannya dan batu itu pun melayang ke
udara tanpa tersentuh sedikitpun. Orang itu pun selamat.
Min Joon meninggalkan tempat itu, namun ternyata orang yang
ia selamatkan memanggil tentara dan menunjuk pada Min Joon dan berseru, “Itu
orangnya! Ia menggunakan sihir hitam untuk mengangkat batu hanya dengan
matanya! Pasti orang itu yang bertanggung jawab atas bencana di desa.”
Min Joon menghela nafas dan saat para tentara itu menyerbu
untuk menangkapnya, ia pun menghilang.
Min Joon : “Orang hanya berterima kasih untuk sesaat saja.
Karena kemampuanku, karena aku berbeda, mereka akhirnya takut denganku. Begitu
pula dengan teman lama.”
Di jaman 1950 atau 1960-an, teman Min Joon mendesak Min Joon
untuk memberitahukan kemana Min Joon akan pergi. Mereka telah berteman selama
10 tahun, maka Min Joon dapat menceritakan apa saja padanya.
Min Joon bertanya apakah temannya itu percaya padanya, dan
teman itu mengiyakan dengan tegas. Min Joon pun bertanya tentang perbedaan
wajahnya sekarang dengan wajahnya 10 tahun yang lalu. Teman itu berkata kalau
Min Joon punya wajah baby face sehingga wajahnya tak berubah sedikitpun.
“Salah. Jangan terkejut,” kata Min Joon serius. “Aku bukan
berasal dari planet ini. Aku dari planet lain. Makhluk yang berbeda.”
Temannya malah tersinggung, mengira Min Joon
mempermainkannya. Ia minta buktinya. Maka Min Joon mengeluarkan buku dan
perlahan buku yang dipegangnya melayang ke udara.
Teman itu jadi ketakutan. Ia terjatuh dan mohon agar ia
diberi kesempatan untuk hidup. Ia semakin ketakutan saat Min Joon mengulurkan
tangan untuk membantunya berdiri dan malah kabur melarikan diri.
Min Joon : “Aku belajar dari pengalaman. Aku harus
menyembunyikan identitasku agar tak kehilangan seseorang. Maka hari ini, aku
memberitahukan identitasku agar bisa lepas darinya. Aku ingin ia
meninggalkanku. Dan takut padaku. ”
Jadi itu sebabnya Min Joon membawa Song Yi ke museum dan
menjelaskan alasan mengapa ia menyelamatkan Song Yi 12 tahun yang lalu. Karena
Song Yi mirip dengan gadis yang memiliki binyeo yang dipajang itu pada 400
tahun yang lalu. Dan ia mengenal
wajahnya karena ia sudah hidup di sini selama 400 tahun yang lalu. Ia adalah
makhluk dari planet lain.
Seperti teman lamanya, Song Yi mulanya tak percaya pada
ucapan Min Joon dan malah mengajak Min Joon pulang, mengira Min Joon belum
sehat benar. Maka Min Joon pun membuktikan dengan menunjukkan kekuatannya. Ia
memecahkan kaca tempat binyeo disimpan.
Reaksi Song Yi pun sama seperti teman lama Min Joon. Song Yi
mundur ketakutan. Mata Song Yi sudah berkaca-kaca, hampir menangis. Sebentar
lagi Song Yi pasti akan kabur. Maka ia maju selangkah dan berkata tajam,
“Katamu kau tak perduli siapa diriku sebenarnya. Inilah diriku yang sebenarnya.
Apa kau masih tak peduli?”
“Apa itu?” bisik Song Yi bingung. “Bagaimana kau bisa
melakukannya?”
“Apa kau masih juga belum mengerti?” tanya Min Joon dengan
sikap mengancam. “Aku dapat melukaimu jika aku mau. Jadi larilah saat aku masih
membiarkanmu.” Song Yi terpaku mendengar ancamannya tapi belum kabur. Min Joon
pun berteriak meraung, “Pergi!!”
Song Yi gemetar dan saking takutnya, tanpa sadar ia
meneteskan air matanya. Tangannya gemetar saat terulur untuk menggenggam tangan
Min Joon seakan mencari kekuatan. Suaranya pun bergetar saat berbisik, “Biarkan
aku menggenggam tanganmu sebentar. Aku tak dapat merasakan kakiku.”
Min Joon terkejut melihat reaksi Song Yi yang di luar
dugaannya itu dan malah bertanya, jika Min Joon memang benar ingin melukainya,
tapi kenapa Min Joon sering menyelamatkannya? “Kau melakukan apa yang aku
minta. Kau mendengarkanku. Kenapa kau melindungiku? Kenapa?”
“Sudak kubilang tadi. Karena kau mirip dengannya. Aku
penasaran, apa ada sesuatu di antara kalian berdua, tapi sepertinya tidak,”
jawab Min Joon dingin. Ia menarik tangan Song Yi agar lepas darinya, “Jika kau
hanyalah Chun Song Yi, maka aku tak tertarik pada apa yang terjadi padamu.”
Berbeda dengan puluhan tahun yang lalu saat teman Min Joon
kabur darinya, kali ini Min Joon yang pergi meninggalkan Song Yi.
Song Yi tercenung, masih merasa apa yang terjadi barusan
adalah hal yang mustahil.”Apa dia sedang bergurau? Alien? Ia yang harusnya
pergi menemui psikiater.”
Ia teringat kejadian 12 tahun yang lalu. Sekarang ia
teringat wajah pria penyelamatnya, namun ia masih merasa tak mungkin. Tapi
dengan Min Joon menjadi alien yang punya kekuatan, menjelaskan mengapa ia bisa
diselamatkan oleh Min Joon dari vas yang dijatuhkan dari atas gedung butik.
Padahal sebelumnya ia jelas-jelas melihat Min Joon ada di dalam mobil. Juga
saat mobilnya hampir jatuh ke jurang.
Hanya kekuatan super yang mampu menyelamatkannya dari
kejadian-kejadianitu dalam waktu sepersekian detik. Song Yi menatap binyeo itu dan berpikir.
Song Yi berjalan gontai, keluar dari museum. Di kejauhan,
ada sebuah taksi yang menurunkan penumpang. Di malam seperti ini, Song Yi pasti
susah menemukan taksi lagi jika taksi tersebut pergi.
Tiba-tiba mesin taksi itu mati, membuat Song Yi pasti bisa
menyewa taksi itu untuk kembali pulang. Tapi Song Yi tak berhenti, terus
berjalan melewati taksi tersebut.
Dan aww.. ternyata ada seseorang yang membuat mesin taksi
itu tak bisa distarter. Siapa lagi kalau bukan Min Joon yang memperhatikan Song
Yi dari kejauhan, diam-diam mengkhawatirkannya.
Min Joon kecewa melihat Song Yi tak naik taksi yang sudah
berlalu pergi itu dan malah mendengar bunyi perut Song Yi yang keroncongan.
Song Yi memegang perutnya dan bersungut-sungut pada orang
itu, “Aishh.. laparnya. Setidaknya kau memberiku makan sebelum aku mendapat semua omong kosong
itu.” Song Yi melepas antingnya dan berseru kesal, “Kupikir ini adalah kencan!”
Kekesalan Song Yi semakin bertambah karena tiba-tiba hak
sepatunya tersangkut paving trotoar. Ia ttak menyadari kalau ada yang memperhatikannya.
Min Joon terus memperhatikan Song Yi yang sekarang semakin
kesal karena tiba-tiba hak sepatunya tersangkut paving trotoar. Song Yi mendongak
ke langit dan marah-marah, “Kau dari planet lain? Seorang alien? Kalau kau
alien, aku ini vampir! Aku tak menua sama sekali sejak aku berumur 20 tahun.
Wajah dan kulitku tetap muda!
Tak terasa air mata mengalir di pipi Song Yi yang terus
berteriak marah, “Mereka bilang kecantikanku itu seperti pakai pengawet! Memang
kau tahu apa, dasar malaikan pencabut nyawa, hantu, cumi, monster brengsek!!”
Haha.. Bahkan Min Joon yang berwajah patung pun
tersenyum mendengar sumpah serapah Song Yi. Tapi hanya sesaat karena wajahnya
kembali lesu.
My Love From Another Star Episode 12 - 1
Jae Kyung bicara pada seseorang. Ia bertanya siapa yang
kira-kira memberitahukan jaksa itu tentang hal yang sebenarnya. Tuduhannya
hanya pada satu orang. Chun Song Yi. Ia sangat geram, “Hal ini selalu terjadi
kalau aku tak menyelesaikan masalah saat itu juga.”
Ia menggebrak meja, marah. Dan ia menatap orang di depannya,
menyalahkan orang itu. “Chun Song Yi jadi tahu itu semua karenamu.”
Di depannya, Yoo Ra duduk dengan wajah segar bugar, tak
merasa takut dan masih memakai baju yang sama. Baju terakhir yang ia pakai di
malam kematiannya. Oh my.. Jae Kyung ini benar-benar sakit jiwa. Ia sekarang
bicara pada orang yang sudah mati.
Ia menyalahkan Yoo Ra yang ingin mengungkapkan hubungan
rahasia mereka. “Kau memberinya petunjuk sehingga ia mengetahui tentang
hubungan kita.”
“Kau masih menyalahkanku?” tanya Yoo Ra geram, membuat Jae
Kyung tertawa karena Yoo Ra tak bisa melakukan apapun padanya karena ia telah
membunuhnya. Tapi Yoo Ra yang ini malah tersenyum. “Kau sudah keterlaluan. Kau
pikir kau dapat menutupi semuanya?”
Jae Kyung tertawa terbahak-bahak. Ia berdiri dan menatap
pemandangan kota dari jendela kantornya, “Aku bertemu dengan orang yang menarik
dan aku tak pernah bertemu dengan orang sepertinya. Ia punya kemampuan aneh.
Aku tak tahu siapa dia sebenarnya. Karena itulah hal ini jadi semakin menarik.”
Senyumnya berubah menjadi seringai dan wajahnya menjadi
menakutkan, “Aku tak dapat menang jika melawannya secara langsung.” Jae Kyung
mengintip seolah memasang target. “Tapi aku tahu satu kelemahannya. Chun Song
Yi. Dan aku akan memutuskan untuk bermain menggunakan kelemahannya, sehingga
aku akan menang bagaimanapun caranya.”
Yoo Ra menatap Jae Kyung muak,”Kau bermain dengan cinta
seseorang pada orang lain?”
“Ya. Dan kau juga kalah di permainan itu,” jawab Jae Kyung
dingin dan berbalik. Yoo Ra telah menghilang, namun Jae Kyung tak merasa
kehilangan. Ia kembali menatap jendela berkata, “Sebenarnya aku ingin menjalin
hubungan yang lama denganmu. Tapi kenapa kau membuatku jengkel?”
Pihak museum digegerkan dengan lemari kaca yang pecah. Dan kamera
CCTV tak berfungsi, sehingga pihak keamanan tak bisa mengetahui bagaimana
penyusup itu masuk ke dalam museum.
Direktur museum yang mendapat
laporan itu lega karena walau hal ini terjadi, tak ada barang yang hilang atau rusak. Pada pegawainya,
ia memberitahu kalau ia menemukan foto-foto yang berharga.
Pegawai itu mengamati foto yang katanya berasal dari tahun
1910-an, saat universitas ini didirikan. Direktur itu menduga kalau foto itu
memiliki kaitan dengan donatur misterius yang ikut mendanai pendirian
universitas, bahkan juga memberi beasiswa dan dana penelitian. “Museum ini tak
akan bisa dibuka jika bukan karena jasanya.”
Si pegawai mengusulkan untuk memasang foto-foto ini saat
pameran satu abad museum mereka. Direktur itu segera menyetujui ide tersebut.
Pegawai itu melihat foto yang terdiri dari 5 pria dari beberapa negara. Salah
satunya adalah Min Joon.
Di kampus yang sama, Min Joon yang hendak mengajar, menceritakan
kejadian semalam pada Pengacara Jang. Pengacara Jang tak dapat
menyembunyikan kekagumannya saat mendengar kalau ternyata
Song Yi tak melarikan diri setelah mengetahui identitas Min Joon.
Mengetahui kalau Min Joon melakukan hal ini untuk menakut-nakuti Song
Yi, walau akhirnya gagal, Pengacara Jang tak dapat menyembunyikan
keheranannya. “Kenapa
harus dengan cara itu? Anda hanya perlu pindah dan tak menghubunginya
lagi.
Kenapa harus repot seperti itu?”
Min Joon tak menjawab. Tapi Pengacara Jang sibuk dengan
pikirannya sendiri untuk mengatasi masalah Song Yi. Dan ia mendapatkannya, “Tak
dapatkah Anda menghapus ingatannya.” Min Joon sepertinya tak pernah menonton film,
jadi tak tahu. Pengacara Jang pun menjelaskan bagaiamana cara di film itu, “Alien
menggunakan alat untuk menghapus ingatan seseorang. Tak bisakah Anda
melakukannya?”
Min Joon menjawab pendek kalau semua itu hanyalah film. Tapi
Pengacara Jang masih tak percaya karena Min Joon bisa menghentikan waktu, telekinetik,
hampir semua ia bisa. “Anda benar-benar tak bisa?”
“Aku tak bisa,” jawab Min Joon sedikit keras. Ha. Tapi tetap
saja Pengacara Jang masih merasa harusnya Min Joon bisa karena membuat lupa kan
hanya seperti menekan satu tombol saja. Min Joon berbalik dan menyergah, “Sudah
kubilang aku tak bisa!”
Hahaha.. Bisa juga Min Joon kesel sama Pengacara Jang.
Pengacara Jang pun mengganti topic tentang kemampuan Min
Joon yang sekarang tak pasti kapan muncul dan kapan hilang. Jika ia jadi Min
Joon, ia pasti khawatir sekarang. Min Joon hanya bisa menghela nafas panjang.
Min Joon mengaku ia tak tahu ia harus bagaimana. Ia tak
dapat membawa Song Yi pergi dan iapun tak dapat tinggal di sini. Yang bisa ia lakukan
sekarang adalah menghilang. Karena ia tak bisa makan bersama, jalan-jalan bersama
dan merayakan sesuatu bersama Song Yi maka ia akan melakukan semua yang ia bisa
agar Song Yi dapat melakukan semuanya saat ia pergi nanti.
“Tapi apa yang bisa Anda lakukan?” tanya Pengacara Jang.
Min Joon teringat pertemuannya dengan Jae Kyung. Ia bersedia
menjadi kambing hitam dan lenyap namun sebagai gantinya ia ingin Jae Kyung
berhenti. Ia memandang Pengacara Jang yang mendesaknya untuk tahu apa
rencananya. Min Joon hanya tersenyum samar.
Kejadian semalam membuat Song Yi tak mau makan. Bahkan ubi
manis favoritnya yang sudah dikupas oleh Bok Ja pun tak dilirik oleh Song Yi.
Bok Ja mengenal gejala itu sebagai penyakit orang yang jatuh cinta. Ia pun
ingin tahu apa yang pria itu katakan pada Song Yi.
Song Yi ragu untuk mengatakannya. Tapi Bok Ja terus
mendesaknya, sehingga ia minta Bok Ja berjanji untuk tak memberitahu pada
siapapun. Bok Ja pun berjanji dan mereka menyegel janji itu dengan mengait
kelingking, bertepuk do mikado, cium
pipi palsu, dan semua sapaan dengan tangan ala para cowok.
Dan Song Yi pun menguak rahasia Min Joon, “Makhluk luar
angkasa.”
Bukannya kaget, wajah Bok Ja langsung berekspresi 'ahh.. yang itu' dan mengangguk mengerti. Tentu saja
Song Yi heran melihat ekspresi Bok Ja. Apakah rahasia itu tak mengagetkan atau
malah lucu?
Bok Ja menghela nafas dan berkata, “Bahkan alasan pun sudah
mengalami kemajuan.” Ha. Tentu saja Song Yi bingung.
Bok Ja pun menjelaskan tentang kisah cintanya. Saat pertama
kali ia mengajak kencan seorang pria, pria itu menjawab, ‘Aku akan pergi wamil.’
Namun ia bertemu dengan pria itu sebulan kemudian di sebuah klub. Pria kedua yang
ia ajak menjawab ‘Aku akan pergi keluar negeri.’ Dan ia bertemu dengan pria itu
di Soraepogu setahun kemudian. “Dan kau tahu apa jawaban yang paling lucu?”
“Apa?” tanya Song Yi penasaran.
“Aku.. sudah dirasuki oleh sebuah roh. Aku harus menerima roh itu.” |
Haha.. Bok Ja saja masih tak percaya dengan reaksi pria itu
yang setelah itu membalikkan matanya higga terlihat putih semua dan berkomat-kamit. Ia pikir pria itu akan
menjadi shaman. “Tapi kemudian ternyata ia menikah di gereja. Lengkap dengan
pastur dan paduan suara yang mengucapkan selamat.”
Pria-pria itu berbohong untuk menolak Bok Ja. Tapi alasan
Min Joon paling keterlaluan. Makhluk Luar Angkasa?
Song Yi jadi ragu. Ia pun menceritakan ada keanehan lainnya. “Bahkan
saat ia sedang bicara, sebuah kotak kaca bisa pecah di hadapanku.”
Tentu saja Bok Ja tahu jawabannya. Trik sulap. LOL. Kesian
Min Joon, pengakuannya malah dianggap sebagai penolakan dengan sulap.
Bok Ja bercerita kalau di TV ada salah satu pesulap yang
mengaku pernah menemukan UFO dan mendapatkan kekuatan super, “Ia bisa
membengkokkan sendok hanya dengan matanya. Dan lagi pula kau ini kok jadi
kurang harga diri, sih? Kau pasti kelihatan sangat putus asa sehingga pria itu
berbohong seperti itu. Makhluk luar angkasa? Entah ia bohong atau sakit jiwa.”
Song Yi pun memutuskan ia tak akan tinggal diam. Ia akan
membuktikan.
Caranya bagaimana? Ia mendaki bukit tanpa perlengkapan
hiking. Memakai baju biasa dan sepatu
hak tinggi, Song Yi berjalan penuh tekad, berjalan cepat, mendahului para
pendaki.
Sampai di atas bukit yang dibawahnya adalah tebing terjal,
Song Yi berdiri di sana. Ia akan
memanggil Min Joon dan jika Min Joon muncul, maka ia akan mengakui kebenaran
ucapan Min Joon. Duh.. Song Yi ikut sakit jiwa, nih.. Dan Song Yi pun
berteriak,
“Do Min Joon! Tolong aku! Selamatkan aku!” pekik Song Yi
sekuat tenaga.
Min Joon tak muncul, yang muncul adalah komentar para
pendaki yang mengatainya gila. Song Yi tak peduli dan kembali berteriak, kali
ini melengking seakan ia sudah hampir jatuh. “Do Min Joon! Aku di pegunungan
Bukhan. Aku dalam bahaya. Ya ampun! Ahhh!!! TOLONG AKU!!!”
Tak muncul siapapun. Hanya terdengar pekikan burung yang
membalas jeritannya. Kwaakk… kwaaakk!!
Song Yi pun menggerutu kalau ia tahu hal
ini pasti akan terjadi. “Alien? Superman? Cih..”
Maka Song Yi pun ke kampus dan masuk ke kelas Min Joon. Min
Joon sedikit terkesima melihat kemunculan Song Yi, yang mirip dengan bintang iklan shampoo
(mengibaskan rambutnya), namun ia mencoba untuk mengacuhkan Song Yi.
Song Yi duduk di barisan kursi paling belakang, acuh pada
bisik-bisik para mahasiswa di depannya, menunggu Min Joon menyelesaikan
kuliahnya. Saat pelajaran berakhir dan mahasiswa terakhir pergi meninggalkan
kelas, Song Yi berlari maju untuk menghadang Min Joon.
“Apa?” tanya Min Joon tak sabar.
Song Yi melepas kacamatanya dan berkata manis, “Ayo,
tembuslah aku.”
Hahaha… Memang Min Joon itu Casper?
Melihat Min Joon yang bingung, Song Yi pun mengulang
permintaannya. “Kalau kau adalah alien, maka kau pasti dapat menembusku. Lalui
aku. Teleport. Kau tak dapat melakukannya, kan?”
Min Joon pun menuruti Song Yi. Ia melalui Song Yi dan
keluar. Lewat pintu. Haha.. Song Yi mengejar Min Joon, mengoceh kalau Min Joon
pasti tak bisa.
Ia terus menjajari Min Joon, menyuruhnya untuk mengeluarkan
kekuatannya yang lain, yaitu terbang. “Apa kau tak bisa terbang? Apa kau butuh
baju Superman?”
LOL. Min Joon benar-benar punya kemampuan super. Kemampuan
menahan diri menghadapi Song Yi yang cerewet.
Ia meminta Song Yi untuk berhenti bergurau. Song Yi pun menjawab, “Pasti aku kedengarannya
sedang bergurau, ya? Apakah rasanya menjengkelkan? Itulah yang sekarang aku
rasakan.”
Min Joon menatap Song Yi dan berlalu pergi. Tapi Song Yi tak
melepas Min Joon begitu saja. Di halaman kampus dimana banyak mahasiswa, ia berbisik
penuh ancaman kalau ia akan berteriak mengatakan kalau Min Joon adalah alien.
Min Joon pun akhirnya mendengarkan Song Yi yang mulai
menebar ancaman, “Lihat bagaimana orang-orang menatap ke arahku? Jika aku
berteriak, beritaku pasti akan menyebar di SNS dan seluruh Korea akan
mengetahuinya dalam waktu satu jam. Seorang professor di universitas ternama ..
adalah seorang alien.”
“Chun Song Yi!” bentak Min Joon kesal.
“Kenapa? Kau mempercayakan rahasia padaku? Padahal kaulah
yang memperingatkan agar aku tak mempercayai orang lain. Kenapa kau malah
percaya padaku?” tanya Song Yi manis.
Min Joon speechless. Tapi kesal. Makanya ia melangkah pergi.
Tapi Song Yi kembali dengan ancamannya. Kalau Min Joon pergi, ia akan
berteriak.
“Aku akan melapor ada polisi. Menulis surat ke Blue House
(istana presiden) dan menelepon NASA .. “ Song Yi mencoba mengingat-ingat
namanya, tapi akhirnya menyerah, ”.. atau apalah itu. Kau boleh menganggapku enteng.
Tapi kalau aku bilang aku akan lakukan, berarti aku akan lakukan. Coba saja
kalau berani.”
Min Joon akhirnya menghela nafas, tunduk pada ancaman Song
Yi. “Apa yang kau inginkan?” Song Yi menjawab, “Makanlah denganku.”
Song Yi membawa Min Joon untuk makan di rumah makan tepi
pantai. Di sana ia bertanya pelan, “Apa kau bisa membelah lautan?”
Haha.. Memang Nabi Musa? Min Joon kesal dan menyuruh Song Yi
menghentikan ocehannya. Tapi Song Yi malah meneruskan. “Kau bisa makan ikan dan
kimchi. Memang alien dapat makan itu? Apa kau tak mengisi dirimu dengan listrik
atau getah pohon?”
Sabar.. sabar.. Min Joon benar-benar menahan sabar mendengar
pertanyaan Song Yi. Tapi Song Yi malah mencubit pipi Min Joon dengan keras,
membuat Min Joon mendelik marah.
Tapi Song Yi punya alasan mencubit Min Joon. “Apa kau
berganti kulit? Alien punya ciri-ciri reptile dan darahnya berwana biru.”
“Aku tak ganti kulit. Aku tak punya gen reptile dan darahku
warna merah. Dan orang-orang di planet asalku punya wajah yang jauh lebih baik
daripada kalian semua. Kalian orang-orang jelek sudah salah paham pada kami
seperti di film Planet of Apes atau Alien. Aku benar-benar frustasi melihat
film-film itu,” jawab Min Joon tak bisa menahan kejengkelannnya.
Song Yi hanya tersenyum mendengar rentetan omelan Min Joon
dan malah mengulurkan segelas soju, menawarinya minum. Min Joon mengingatkannya
kalau mereka kemari membawa mobil. Song Yi berkata kalau mereka tak akan mabuk
saat tiba waktunya untuk pulang. Min Joon tetap tak mau, maka Song Yi pun
meneguk sojunya.
Mereka berjalan di tepi pantai dan Song Yi bertanya tentang
pertanyaan yang dulu pernah Min Joon ungkapkan setelah menariknya dari salon.
Saat itu Min Joon bertanya siapa Song Yi yang sangat mirip dengan gadis itu.
Dan sekarang Song Yi bertanya apakah gadis yang mirip
dengannya itu adalah gadis pemilik binyeo itu. Min Joon membenarkan. Dan itu
membuktikan satu hal. Binyeo hanya dipakai oleh seorang wanita yang sudah menikah.
“Berarti kau suka dengan tipe wanita seperti itu? Mmmhh.. kupikir kau ini pria
terhormat.”
Min Joon tak terpancing dengan godaan Song Yi dan balik
bertanya, “Apa hanya itu yang membuatmu penasaran?”
Tentu saja tidak. Song Yi bertanya apakah gadis itu cantik?
Tapi ia sudah tahu jawabannya. Sambil nyengir ia menjawab sendiri, “O iya. Dia
mirip denganku. Tak usah repot-repot menjawabnya.”
“Tapi..,” Song Yi berhenti dan memandang Min Joon, kali ini
dengan wajah serius. “Apkah hanya itu saja? Karena aku mirip dengan gadis yang
dulu pernah kau suka? Apa hanya itu?”
Min Joon terdiam sesaat, dan kemudian membenarkan. “Semua
ini diawali dari kesalahpahaman. Aku tertarik padamu karena kalian berdua
sangatlah mirip. Aku penasaran dan aku ingin tahu. Jadi aku selalu berada di
sampingmu. Dan aku kemudian menyadari kalau kau bukanlah dia. Jika aku
menyukaimu sedikit saja, aku pasti merasakan sesuatu saat aku tahu kalau kau
bukan dia. Tapi aku tak merasakan apapun.”
“Kau tak merasakan apapun?”
“Benar.”
Ragu-ragu Song Yi bertanya lagi, “Kau tak pernah menyukaiku,
walau hanya sebentar saja?”
Min Joon pun ragu-ragu menjawab. Ia teringat saat di balkon,
ia diam-diam menggeser badannya agar bisa lebih dekat dengan Song Yi. Ia juga
merasakan sesuatu saat menyelimuti Song Yi yang tidur.
“Apakah hatimu tak pernah berdebar-debar karenaku?” tanya
Song Yi lagi.
Tentu saja Min Joon pernah merasakannya. Saat Song Yi
menggenggam tangannya dan mengumumkan kalau ia adalah manajer Song Yi. Saat di
danau, ia menghentikan waktu untuk menggenggam tangan Song Yi dan menciumnya. Saat
ia malah tersenyum saat mendengar Song Yi marah-marah karena Min Joon tak punya
handphone.
“Kau tak pernah mengkhawatirkanku?”
Min Joon tak bisa membohongi dirinya yang selalu khawatir
pada Song Yi, dan kekhawatiran itu yang membuatnya muncul di depan Song Yi
untuk menyelamatkannya. Ia bahkan pergi ke balkon, berharap secara tak sengaja
bertemu dengan Song Yi.
“Kau benar-benar tak pernah sedikitpun suka pada aku yang
seperti ini, dan bukannya orang yang mirip dengannya?”
Bukan Yi Hwa yang ia peluk saat Song Yi mencoba membersihkan
apartemen dan malah memecahkan guci berharganya. Bukan Yi Hwa yang ia lindungi
dengan menyampirkan jas di pundak Song Yi saat si asisten menumpahkan kopi.
Dan saat Song Yi bertanya apakah Min Joon tak pernah membayangkan
masa depan bersamanya, bagaimana Min Joon harus menjawabnya? Mimpi indah yang Min
Joon alami saat ia tak sadarkan diri selau terngiang dalam ingatannya.
Tapi bukannya menceritakan semua itu, Min Joon menjawab, “Tak
pernah. Sekalipun tak pernah.” Song Yi diam mendengar jawaban Min Joon. Min
Joon bertanya apa hanya itu yang ingin Song Yi tanyakan? “Apakah bagimu hal itu
lebih penting daripada aku ini adalah alien dan aku hidup lebih dari 400 tahun?
Apakah aku suka padamu atau tidak itu lebih penting?”
Song Yi mengiyakan. “Hal itu jauh lebih.. ribuan kali lebih
penting. Itu lebih penting dibanding tahu apakah kau ini alien, vampire,
monster atau kau jadi apa di kehidupan masa lalumu”
Bagi Song Yi, tanggapan orang yang ia suka tentang dirinya
dan apakah orang itu tertarik padanya karena tak bisa melupakan gadis yang
mirip dengannya adalah hal-hal yang jauh lebih penting baginya. “Apa kau tak
sadar? Kau ini orang yang aku sukai. Aku tak peduli kalau kau adalah pria yang
menyelamatkanku 12 tahun yang lalu. Jika kau bukan pria itu pun aku tak peduli.
Aku hanya menyukaimu sebagai Do Min Joon, tetanggaku.”
Min Joon diam, memandang Song Yi yang menatap matanya saat
berkata, “Aku menyukaimu, dengan sepenuh hatiku.”
Tapi Song Yi meneruskan, “Tapi jika kau hanya sebagai menganggapku
sebagai pengganti dari orang lain, maka kau ini benar-benar payah. Dan jika aku
masih suka padamu walau sudah tahu seperti itu, maka aku lebih payah. Karena
itu aku menyerah.”
Min Joon menjawab kalau itu ide yang bagus. Song Yi berbalik
dan tanpa memandang Min Joon lagi ia minta maaf karena selama ini mengganggu
Min Joon. “Kau bisa merasa tenang karena hal itu tak akan terjadi lagi. Walau
kecil kemungkinan terjadi, tapi jika aku berubah pikiran dan meneleponmu atau
mengunjungimu, maka tolaklah aku dengan dingin seperti yang biasa kau lakukan.
Dan jika kita saling berpapasan, pura-puralah tak mengenalku. Tak ada gunanya
lagi.”
Tanpa memandang Min Joon lagi, Song Yi berbalik pergi. Tak ia
sadari, Min Joon menatap kepergiannya dengan patah hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar