dikutip dari Kutudarama.com
Prolog My Love From The Stars Episode 6 – 1
Prolog My Love From The Stars Episode 6 – 1
Di tengah hujan dan kemacetan parah, Detektif Park bertanya
tentang keberadaan Min Joon di hari kematian Yoo Ra. Bagaimana Min Joon bisa
naik ke kapal pesiar tanpa undangan?
Min Joon tak menjawab, malah langsung keluar dan berlari kencang.
Detektif Park yang tak siap dengan saksi yang melarikan diri, mencoba
mengejarnya dan meneriaki Min Joon sebagai tersangka.
Tapi Min Joon tak berhenti, malah semakin mempercepat
larinya. Ia teringat saat melarikan diri dari kejaran para tentara, saat ia dan
Yi Hwa melarikan diri setelah ayah Yi Hwa menghilang.Saat itu badannya lemah
karena racun, namun ia terus mengejar Yi Hwa yang memintanya pergi
meninggalkannya.
Yi Hwa tahu tentara itu hanya mengejarnya dan sebaiknya Min
Joon kembali ke tempat asal Min Joon. Tapi langkahnya terhenti saat mendengar
suara Min Joon yang tersengal-sengal berkata, “Aku .. Bukankah sudah kukatakan
kalau aku akan melindungimu?”
Yi Hwa berhenti berlari dan berbalik menatap Min Joon yang
walau nampak kesakitan tapi dengan nada pasti berujar, “Aku tak ingin melihatmu
terluka.” Min Joon mendekatinya dan mengulurkan tangannya, “Jadi.. marilah
pergi sama-sama.”
Mata Yi Hwa berkaca-kaca saat menerima ularan tangan Min
Joon dan mereka pun berlari.
Di masa kini, Min Joon terus berlari walaupun Detektif Park
mengejar dan memanggilnya. Ia berhasil menghilang setelah menyeberang jalan.
Detektif Park tak bisa menemukannya walau sedetik sebelumnya mereka hanya
terpisahkan oleh sebuah truk yang lewat.
My Love From Another
Star Episode 6 – 2
Min Joon menghilang dan muncul di lobi apartemen dengan
suara jatuh. Mirip seperti Mr. Bean yang jatuh dari langit. Dua satpam yang
melihatnya kaget. Min Joon yang buru-buru ingin segera menemui Song Yi berkata
kalau ia adalah penghuni aparteman 2302 dan mereka pasti adalah satpam yang
baru karena ia belum pernah melihat mereka.
Tapi kedua satpam itu malah curiga karena tak melihat
kedatangan Min Joon sebelumnya. Bahkan salah satu dari mereka mengira Min Joon
jatuh dari atas. Mereka menyuruhnya untuk diam di tempat.
Di apartemen Song Yi,
Song Yi membuatkan kopi untuk Jae Kyung. Jae Kyung menggunakan kesempatan itu
untuk melihat-lihat apartemen dan sampailah ia ke dalam ruang ganti Song Yi. Ia
melihat clutch yang dipakai Song Yi saat itu dan membukanya. Namun clutch Yoo
Ra tak ada di sana.
Jae Kyung kesal dan melihat sekeliling, mencari kemungkinan
dimana clutch itu berada. Tapi Song Yi muncul dan bertanya apa yang sedang Jae
Kyung lakukan di kamarnya? Jae Kyung langsung tersenyum dan berkata kalau ia
hanya penasaran bagaimana bentuk ruang ganti seorang aktris, “Aku sudah tak
sopan, ya?”
Song Yi hanya tersenyum dan mengajak Jae Kyung untuk minum
kopi. Di ruang tengah, Jae Kyung bertanya kondisi Song Yi. Sejak kejadian Yoo
Ra, banyak gosip yang muncul. Tapi Song Yi malah bertanya dengan penuh
perhatian, “Apakah.. kau tak apa-apa, Oppa?’
“Aku? Kenapa?” tanya Jae Kyung.
“Sebenarnya aku tahu hubunganmu dengan Yoo Ra,” jawab Song
Yi pelan. “Bukankah kalian berdua merencanakan untuk mengumumkan pernikahan
kalian?”
Walau sebelumnya kaget, tapi kemudian Jae Kyung tersenyum,
“Apa yang membuatmu berpikiran seperti itu?”
Song Yi mengaku kalau ia mendengar pembicaraan mereka. Jae Kyung bangkit dan
menghadap jendela, seakan melihat-lihat pemandangan luar, tapi sebenarnya ia
waspada saat bertanya apa yang Song Yi dengar saat itu.
“Malam itu.. Kalian berdua bertengkar di depan toilet, kan?”
tanya Song Yi. Jae Kyung diam dan hanya memutar-mutar cincinnya saat mendengar
lanjutan ucapan Song Yi, “Hanya mendengar percakapan itu, kelihatannya kalian
berdua sudah lama mengenal satu sama lain.”
“Yang kau katakan ini, apakah pernah kau katakan pada orang
lain?”
“Tentu saja tidak. Memang pada siapa aku akan
menceritakannya?” Song Yi menerawang saat menjawab. “Hanya saja.. kau dan Yoo
Ra memiliki hubungan seperti itu dan sekarang Yoo Ra sudah meninggal. Jika
pertengkaran itu adalah saat-saat terakhir kalian, kupikir kau pasti merasa
patah hati. Jadi aku ingin menghiburmu.”
“Kurasa kau sudah mendengar semuanya. Hal ini menjadi
sedikit rumit.”
Jawaban Jae Kyung ini membuat Song Yi bingung. Tapi Jae
Kyung berbalik dengan senyumannya dan bertanya apakah insomnia Song Yi sudah
membaik? Song Yi menjawab kalau malah sedikit memburuk karena ia menjadi
gampang sensitif, “Jadi aku minum obat tidur dan semacamnya.”
Jae Kyung meminta Song Yi untuk menjaga diri sendiri.
Kedatangannya kemari karena ia khawatir pada kondisi Song Yi setelah kejadian
yang menimpa Yoo Ra.
Bel pintu berbunyi dan tebak siapa yang datang?
Bukan Min Joon melainkan Hwi Kyung. Hwi Kyung ngomel-ngomel
karena Song Yi tak mau menerima teleponnya.
Ia semakin ngomel-ngomel lagi melihat ada sepatu di depan pintu, “Siapa
yang kau biarkan masuk ke dalam apartemen? Apakah tetanggamu yang brengsek
itu?”
Song Yi langsung mencubit pipi Hwi Kyung keras-keras, “Dia
adalah kakakmu, dasar!”
Jae Kyung muncul dan hanya tersenyum melihat kelakuan
adiknya, yang walau sudah melihatnya tetap ngomel, “Aku tahu kalau kau adalah
kakakku, tapi walau begitu kau tetap adalah seorang pria. Karena itulah malah
membuatku tak nyaman.”
Jae Kyung menjawab kalau ia hanya kebetulan mampir setelah
menemui temannya. Ia hanya ingin memastikan kondisi Song Yi baik-baik saja dan
sekarang ia akan pergi.
Dengan sopan Song Yi mempersilakan, “Baiklah, oppa. Sekalian
kau keluar.. tolong bawa dia
bersamamu.”
“Aku tuh baru saja datang,” jawab Hwi Kyung kesal. “Kak, kau
pulang saja duluan. Katakan pada ibu kalau aku mungkin tak bisa sampai ru..”
Hwi Kyung berhenti berkata karena tiba-tiba Song Yi memukul belakang kepalanya
dengan kesal. Jae Kyung tersenyum melihat kelakuan mereka berdua.
Min Joon ternyata dibawa ke ruang sekuriti. Setelah tahu
kalau Min Joon benar-benar penghuni apartemen, kedua satpam itu minta maaf atas
ketidaksopanan mereka. Pemeriksaan semakin ketat sejak kejadian aktris Chun
Song Yi yang membuat para penghuni lain mengeluh karena banyak orang tak
dikenal masuk.
Sebelum pergi, Min Joon melihat Jae Kyung berada di dalam
lift, dan ia pun segera pergi. Sedetik kemudian, kedua satpam itu bingung
melihat lampu tangga darurat menyala dengan hampir bersamaan, seakan ada orang
yang menaiki tangga itu dengan amat sangat cepat.
Tak ada orang yang mereka lihat di kamera, yang berarti yang
melewati tangga itu bukan orang. Hantu, mungkin? Mereka menduga kalau sistem
sensornya tak berfungsi. Tapi salah satu satpam itu merasa bulu kuduknya
merinding saat membayangkannya.
Min Joon menekan bel apartemen berkali-kali, tak sabar.
Betapa terkejutnya ia saat melihat Hwi Kyung yang membuka pintu apartemen Song
Yi, dan menyindirnya, “Terima kasih, lho untuk perlakuan di rumah sakitnya.
Karena dirimu aku hampir dipukul oleh salah satu bodyguard.”
Mengabaikan sindirannya, Min Joon bertanya di mana Song Yi
sekarang. Tak segera mendapat jawaban, Min Joon langsung mendorong Hwi Kyung ke
luar. Lebih tepatnya melempar, hingga badan Hwi Kyung membentur dinding pintu tetangga.
Min Joon segera mencari-cari Song Yi ke dalam apartemen.
Song Yi akhirnya muncul dari salah satu ruangan, bingung melihat Min Joon yang
terlihat sangat khawatir dan langsung bertanya apakah Song Yi baik-baik saja.
Song Yi semakin bingung saat mendengar Hwi Kyung
menggedor-gedor pintu (haha.. ternyata Hwi Kyung terkunci di luar) dan
bertanya, “Apa yang dilakukan Hwi Kyung di luar?” LOL. Song Yi beranjak
membukakan pintu, tapi Min Joon mencegahnya.
“Selain pria di luar itu, apakah ada orang lain yang mampir
kemari?” tanya Min Joon tanpa basa-basi.
Song Yi menjawab Jae Kyung. Min Joon bertanya siapa itu dan
dijawab oleh Song Yi, “Kakak dari orang yang sibuk menggedor-gedor pintuku di
luar sana. Tak seperti orang yang di luar, kepribadian Jae Kyung Oppa sangatlah
baik. Ia juga pewaris grup SNC.”
Gedoran pintu Hwi Kyung semakin keras, bahkan ia juga
berteriak-teriak. Song Yi mencoba melepaskan diri dari cekalan tangan Min Joon.
Tapi cekalan itu semakin keras saat Min Joon menguliahinya, “Wanita seperti apa
yang membukakan pintu untuk semua pria? Kau tak tahu seperti apa kepribadian
pria itu dan kau membiarkannya masuk? Kau ini benar-benar tak punya rasa
takut.”
Song Yi menepis tangan Min Joon, kesal. “Kau benar. Jika
dipikir-pikir, kenapa juga aku membiarkan pria di depanku ini masuk, tak tahu
bagaimana kepribadiannya. Bahkan tanpa rasa takut sedikitpun!”
“Kau tahu kalau aku tak sedang membicarakan diriku sendiri.
Aku bicara tentang pria-pria yang..”
Belum sempat Min Joon menyelesaikan ucapannya, Song Yi sudah
mendorong Min Joon keluar. Min Joon menghardik Song Yi, “Tunggu! Hei! Aku
benar-benar benci kalau ada orang yang menyentuh tubuhku!”
Tapi Song Yi tak mau tahu. Ia mendorong Min Joon hingga
keluar dari apartemen. Hwi Kyung yang melihat Min Joon yang ‘dilempar’ Song Yi
langsung khawatir jika Min Joon berbuat yang tidak-tidak pada Song Yi.
Min Joon tak terima dikatai seperti itu dan berkata kalau ia
bukan pria seperti yang dituduhkan. Tapi Hwi Kyung tak percaya. Mereka pun
bertengkar sendiri, membuat Song Yi semakin kesal, “Sudahlah.. aku sangat capek
hari ini. Tak dapatlah kalian pergi dari sini?”
Hwi Kyung merasa menang dan menyuruh Min Joon untuk pergi
meninggalkan mereka. Tapi Song Yi juga menyuruh Hwi Kyung untuk juga pergi dan
tanpa menunggu jawaban langsung menutup pintu. Hwi Kyung mengajak Min Joon
untuk bicara berdua.
Di lobi, Hwi Kyung mengungkapkan minatnya untuk membeli
apartemen Min Joon, tapi langsung segera ditolak oleh Min Joon. Maka Hwi Kyung
memperingatkan Min Joon kalau Song Yi adalah wanitanya. Tapi Min Joon bertanya
menyudutkan, “’Wanitaku’.. apakah ini adalah kesepakatan kedua belah pihak?”
Hwi Kyung tak menjawab lugas, malah memutar-mutar, berkata
kalau kesepakatan itu sedang dalam proses dan Song Yi akan segera
menyetujuinya. Ia dan Song Yi memiliki hubungan yang spesial karena mereka telah
mengenal satu sama lain sejak SMP.
Ia menyebutkan berbagai hal pertama yang ia lakukan dengan
Song Yi, “Jadi mulai sekarang apapun itu, aku akan melakukan bersamanya. Aku
akan bertanggung jawab penuh atas hidupnya. Sampai kami mati.”
Min Joon diam.
Min Joon mengajar di kampus dan menjelaskan tentang rasa cemburu.
Cemburu adalah bentuk emosi manusia yang paling rendah, yang paling sederhana
dan kekanak-kanakkan. Emosi itu adalah bentuk ketakutan akan kehilangan orang
yang dikasihi, mirip dengan sifat marah, dan dimulai dari usia kanak-kanak.
Seorang anak akan menunjukkan kecemburuan saat ibunya
memegang anak lain, dengan cara tantrum, memuntahkan makanan, menghisap
jempolnya dan lain sebagainya. “Hal ini disebut regresi. Orang dewasa dengan
kepercayaan diri yang rendah akan mengalami proses regresi saat ia jatuh cinta
dengan seseorang. Mereka akan menunjukkan rasa cemburu itu dengan bicara atau
bersikap kasar, karena takut kehilangan orang itu.”
Salah satu mahasiswa bertanya apakah Min Joon tak pernah
cemburu walau memiliki orang yang disuka? Min Joon teringat apa yang dilakukan
pada Hwi Kyung malam itu.
Saat itu Min Joon mengatakan kalau kedatangannya ke
apartemen Song Yi adalah untuk menyuruh Song Yi mengambil ikat rambut yang
ketinggalan di rumahnya. Hwi Kyung bertanya mengapa Song Yi meninggalkannya di
rumah Min Joon? “Apa ia mabuk dan pergi ke rumahmu lagi.”
“Ahh.. bukan itu. Jangan berpikir kalau ia minum lagi. Ia
tidur dan bermalam di rumahku, walaupun ia sedang sadar.”
LOL. Hwi Kyung mendelik mendengar ucapan Min Joon yang tak
sepenuhnya benar. Tapi Hwi Kyung tak perlu tahu, kan? Min Joon meninggalkan Hwi
Kyung dan sambil menggumam (dengan keras), “Duh.. aku benar-benar harus
mengembalikan ikat rambutnya segera.”
Mahasiswa itu merasa Min Joon memiliki kepercayaan diri yang
tinggi sehingga tak mungkin Min Joon pernah merasa cemburu. Dan tentu saja Min
Joon menjawab, “Aku tak pernah merasakan emosi seperti itu.”
Haha.. boong banget. Tapi ucapan itu menimbulkan suara
kekaguman dari seluruh kelas. Min Joon mengumumkan akan ada ujian minggu depan.
Song Yi datang untuk memberi penghormatan terakhir pada Yoo
Ra. Tapi mobilnya dihadang oleh para fans Yoo Ra yang melemparkan telur ke
mobilnya. Manajer Song Yi keluar dari rumah duka dan masuk ke dalam mobil,
menyarankan agar Song Yi tak keluar. Bahkan keluarga almarhumah juga meminta
Song Yi untuk tak datang.
Memegang clutch milik Yoo Ra, Song Yi menjawab, “Aku ingin..
mengembalikan barang milik Yoo Ra Eonni.”
Penolakan itu tak hanya datang dari keluarga Yoo Ra. Saat ia
masuk ke kantor manajemennya, ia melihat para karyawan berkerumun, mendengarkan
ibunya yang marah-marah pada Presdir Ahn karena akan memutus kontrak kerja Song
Yi. Presdir Ahn mencoba menenangkan ibu Song Yi dengan mengatakan kalau kontrak
kerjanya dengan Song Yi berakhir bulan ini.
Tentu saja hal itu malah membuat kemarahan ibu Song Yi
semakin meluap. Melihat Song Yi muncul, ibu Song Yi menantang Presdir Ahn untuk
mengulang kata-katanya. Sedikit tergagap, Presdir Ahn menjelaskan maksudnya
untuk menunda perpanjangan kontrak.
“Mari kita tunda perpanjangan kontrak,” ujar Song Yi tenang,
membuat Presdir Ahn dan ibunya kaget.
Song Yi melipat tangannya dan berkata kalau ia tak puas
dengan cara Presdir Ahn dalam menangani kejadian yang menimpanya. “Kupikir aku
akan membutuhkan waktu untuk mempertimbangkan perpanjangan itu sekarang.”
Presdir Ahn terbata-bata mencoba menyembunyikan
kegembiraannya. Tapi ia tak berhasil menyembunyikan sepenuhnya saat Song Yi
berkata kalau ia akan menanggung denda akan iklan-iklan yang dibatalkan. Ibu
mengatai Song Yi gila karena mau melakukan hal itu, tapi Song Yi hanya menjawab
pendek kalau ia akan beristirahat sejenak, “Jadi jangan hubungi aku.”
Song Yi pergi meninggalkan ruangan dan menyuruh manajer yang
berjalan di belakangnya untuk tak mengikutinya lagi, “Kau sudah bukan manajerku
lagi.”
Ibu Song Yi pergi mengejar anaknya, dan Presdir Ahn akhirnya
meluapkan rasa leganya. Tapi melihat kedua karyawan yang menatapnya dengan tak
suka, ia langsung membela diri, “Dia sendiri yang mengatakannya. Dia sendiri!”
Ibu marah pada Song Yi dan bertanya berapa banyak uang yang
dimiliki Song Yi sehingga bisa mengganti denda iklan sekian banyak. Song Yi
menjawab kalau kerugian itu terjadi karena dirinya, dan ia merasa tak adil jika
Presdir Ahn yang harus menanggung semuanya.
Ibu heran mendengar ucapan Song Yi yang seperti orang asing.
Sejak kapan Song Yi bersikap baik seperti itu? “Bersikap baiklah pada ibumu,
karena sekarang kau sudah dipecat dari drama dan dikeluarkan dari iklanmu!
Dimana lagi kau bisa mendapat uang untuk mengganti denda itu?”
Pembicaraan mereka terhenti karena Se Mi dan ibunya muncul.
Ibu Se Mi menyapa dan mengatakan kalau kedatangan mereka kemari adalah untuk
mempersiapkan peran di dramanya yang mendadak ada perbaharuan di saat-saat
terakhir.
Dan ini adalah saat ibu Se Mi untuk berbangga akan prestasi
putrinya. Ia pura-pura kaget karena ibu Song Yi belum mendengar perkembangan
terakhir drama kedua putri mereka.
Karena drama mereka sudah ada di pertengahan, maka akan
sulit untuk memasukkan aktris baru, sehingga cerita pun dirubah dengan membuat
karakter pria utama dan karakter Se Mi akan jatuh cinta, setelah Song Yi
meninggalkan Kora untuk belajar di luar negeri.
Se Mi buru-buru mengatakan kalau sutradara memang berniat
merubah ceritanya, tapi ia sudah menolak tawaran itu. Tentu saja ibunya kaget
mendengar keputusan putrinya yang tiba-tiba.
Tapi Se Mi meminta ibunya untuk mengerti. Sambil
berkaca-kaca ia berkata, “Walau ini kesempatan yang sudah aku impikan, tapi aku
tak ingin melakukan dengan cara ini. Jika aku menerimanya, sepertinya aku
mendapatkan peran ini dengan menyingkirkan sahabatku. Aku percaya kalau akan
akan mendapatkan kesempatan lagi jika aku menunggunya. Dan jika aku tak
mendapatkannya, maka tak ada lagi yang bisa kulakukan.”
Ibunya shock mendengarnya, tapi ibu Song Yi malah memuji Se
Mi yang jauh lebih baik dari ibunya. Tapi Song Yi meminta Se Mi untuk menerima
tawaran itu. “Jika bukan kau, orang lain yang akan mengambil peran itu. Aku tak
bisa melakukannya karenamu, tapi karena aku dalam kondisi yang tak bisa
melakukannya. Jadi jangan khawatir dan lakukan saja.”
Ibu Se Mi langsung memuji Song Yi yang ternyata jauh lebih
baik dari ibunya. Se Mi masih nampak khawatir, tapi Song Yi tersenyum dan
menenangkan temannya kalau ia benar-benar tak apa-apa jika Se Mi mengambil
perannya, “Presdir Ahn sudah menunggumu. Pergilah sekarang.”
Song Yi berjalan pergi, namun di dekat Se Mi ia
bertanya,”Apakah tak masalah Anda memakai sepatu hak tinggi saat kaki Anda
patah?”
Se Mi terbelalak dan menyadari kalau kebohongannya semalam
terbuka. Ibu Se Mi bingung mendengar pertanyaan Song Yi. Tapi Song Yi tak
menjawab, hanya menatap temannya sinis dan berlalu pergi dengan ibunya.
Pada ibunya ia mengakui
kalau semua ucapannya tadi adalah bohong. Ia sebenarnya telah menyetujui peran
itu namun ia merasa bersalah sehingga ia ingin Song Yi berkata iya lebih dulu.
“Tapi Ibu lihat ekspresi Song Yi tadi, kan? Ekspresi itu bukan ekspresi yang
memberi selamat padaku. Padahal aku selalu memberi selamat padanya.”
“Karena ia selalu berpikir kalau kau adalah pengiringnya,
bukan temannya,” jawab ibunya. “Kau harus menunjukkan padanya saat ini. Apa
yang dapat terjadi saat pemain pendukung memperoleh ketenarannya.”
Se Me meneteskan air matanya, tapi sepertinya air mata itu
bukan air mata kesedihan tapi karena marah. Atau malu karena kebohongannya
terbuka?
Di depan pintu apartemennya, Song Yi menemukan ada paket
untuknya dengan kartu ucapan Eonni, besok
adalah ulang tahunmu, kan? Selamat ulang tahun yang kepagian. Fighting! –
Seorang Fan.
Song Yi tersenyum membacanya, dan membuka kotak itu. Namun
ia langsung menjerit dan melemparkan kotak itu. Isinya adalah foto mendiang Yoo
Ra yang menangis darah.
Ia panik dan menggedor-gedor pintu rumah Min Joon. Ia
mencoba menelepon Min Joon, namun tersadar kalau Min Joon tak memiliki
handphone.
Di kantor polisi, Detektif Park mengeluhkan Min Joon yang
tiba-tiba menghilang. Ia bahkan harus ditilang karena meninggalkan mobil di
tengah jalanan yang macet, “Aku, orang yang hidup dengan selalu patuh pada
hukum!”
Menurut Jaksa Seok, mereka tak bisa memaksa Min Joon untuk
datang karena ia bukan saksi kunci. Yang bisa mereka lakukan hanyalah membuat
surat panggilan resmi. Tapi Detektif Park masih aneh dengan kejadian kemarin.
“Ia benar-benar ada di depan mataku, tapi
ia tiba-tiba menghilang dalam kabut.”
Cieee… puitis sekali Detektif Park. Déjà vu dengan wajahnya?
Mungkin karena dia adalah reinkarnasi dari Biksu So Jung.
Jaksa Seok lebih realistis dan menduga kalau Min Joon
menyelinap ke dalam sebuah gedung. Tapi Detektif Park merasa waktunya terlalu
singkat untuk Min Joon melakukannya. “Apa mungkin.. dia.. “ Jaksa Seok menjadi
tertarik dan menoleh mendengar kelanjutan ucapan Detektif Park, “Bahkan di
CCTV, ia menghilang dalam 1 detik. Mungkinkah.. kekuatan super?”
Wahh… Detektif Park pinteerrr… tapi Jaksa Seok dan para staf
yang mendengarnya malah tertawa geli mendengar dugaan itu. Detektif Park pun
menyadari kalau dugaannya itu berlebihan dan ia menyalahkan dirinya yang
terlalu banyak kehujanan sehingga berpikir seperti itu. Tapi ia merasa penasaran
dengan identitas Min Joon yang sebenarnya.
Jaksa Seok menjawab kalau Min Joon bukan orang biasa. Ia
menyerahkan sebuah dokumen pada Detektif Park yang terbelalak membacanya,
“Orang itu memiliki kekayaan yang luar biasa, yang hampir setara dengan
kekayaan konglomerat.”
Di manakan Min Joon sekarang? Memancing bersama Pengacara Jang,
sekaligus mengurus harta kekayaannya. Pengacara Jang tak henti-hentinya
terkagum-kagum akan properti yang dimiliki Min Joon selama ini. Tanah di daerah
Gangnam. Apakah Min Joon mendapatkan ramalan kalau tanah itu akan berharga
seperti sekarang?
Min Joon berkata kalau tanah yang ia miliki adalah tanah
yang ia beli sejak 400 tahun yang lalu dan nilainya berlipat ganda dengan
sendirinya.
Saat tahun 1753, ia bertemu dengan broker tanah yang
terkenal di Hanyang yang menujual tanah kosong padanya yang mengatakan kalau
tanah itu akan menjadi tempat yang sangat sukses jika dijadikan perkebunan murbai.
Begitu juga tanah yang sekarang berdiri taman hiburan Jamshil adalah tanah yang
ia beli secara murah dari sekretaris kerajaan yang menjual murah tanahnya
setelah diturunkan jabatan oleh Raja karena salah bicara.
Tanah yang rencananya ingin ia jadikan sebagai paviliun,
sekarang adalah daerah Apgujong (apartemen elit di area Gangnam). Tanah-tanah
yang ia beli itu, pada jaman dahulu tak termasuk bagian dari Hanyang dan hanya
padang kosong yang tak bernilai tinggi. “Jika orang jaman dulu masih bisa
menyaksikan zaman ini, mereka pasti pingsan melihat daerah itu sekarang.”
Pengacara Jang hanya menghela nafas, bertanya-tanya kenapa
leluhurnya tak membeli tanah seperti Min Joon? Min Joon tersenyum dan meminta
Pengacara Jang untuk melepas asset dan barang antiknya perlahan-lahan setelah kepergiannya
agar tak timbul kecurigaan yang berlebihan.
Pengacara Jang mengerti dan berjanji melakukan seperti yang
diperintahkan. Tapi mendengar perintah itu, membuatnya sadar kalau Min Joon
benar-benar akan pergi. Min Joon merasa saat ini adalah saat-saat yang ia
nanti-nantikan selama 400 tahun. “Saat waktunya tiba untuk pergi, kupikir aku
akan mampu pergi tanpa penyesalan apapun.”
“Tapi apa?” Pengacara Jang mendengar ada keraguan dalam
suara Min Joon.
“Semakin mendekati akhir, ada seseorang yang tertinggal di
belakangku. Rasa penasaran yang tak terpecahkan,” kata Min Joon menerawang. “Kesedihan,
keterikatan yang berkepanjangan. Hal-hal semacam itu. Situasi sekarang yang
berbeda namun seperti sama dengan 400 tahun yang lalu, membuatku takut. Aku
percaya kalau kematian adalah sebuah akhir dan orang mati akan lenyap. Tapi
bagaimana jika kematian itu bukan sebuah akhir?”
Min Joon pulang ke apartemen dan mendapati sebuah post it
tertempel di pintunya. Dari Song Yi : Jika
kau bisa membeli handphone. Aku tak dapat menelepon jika ada sesuatu yang
mendadak.
Min Joon berkata
dalam hati, seakan melanjutkan apa yang dipikirkan di danau tadi, “Apakah orang
yang kupikir telah pergi selamanya, kembali lagi muncul di hadapanku?”
Jae Kyung muncul di klinik hewan dan sepertinya hal itu
memang adalah hal yang rutin. Dokter jaga heran melihat Jae Kyung yang notabene
adalah generasi kedua chaebol tak memberitahukan media tentang dirinya yang bekerja
sukarela di klinik itu dan tak pernah absen dalam bekerja.
Jae Kyung melepas jasnya dan berkata kalau saat-saat seperti
inilah yang selalu ia sukai dan ia selalu meluangkan satu hari dalam seminggu
untuk melakukannya. Ia melihat anjing yang dipeluk si dokter yang terlihat
sakit dan bertanya tentang kondisi anjing itu.
Dokter jaga menjelaskan diagnose anjing itu yang tak bisa diselamatkan
lagi. Jae Kyung pun bertanya apakah euthanasia adalah jalan keluar
satu-satunya? Dokter jaga mengiyakan dan mereka akan melakukannya malam ini.
Jae Kyung sepertinya cukup menguasai bidang ini, karena ia
menyebut magnesium sulfat yang harus dipersiapkan untuk euthanasia. Dokter jaga
juga menjelaskan kalau anjing itu harus dibius lebih dulu, dan akhir-akhir ini
anestesi banyak menggunakan propofol, obat yang sekarang menjadi kontroversi
karena para selebiriti sering menggunakannya.
Jae Kyung meminta anjing itu agar bisa memeluknya. Dan sambil membelainya,
ia berkata menenangkan anjing itu, dengan nada yang tidak menenangkan, “Tunggulah
sebentar lagi. Rasa sakitmu sebentar lagi akan hilang.”
Dan dari pandangannya, sepertinya ia memiliki ide untuk
menggunakan propofol. Ughh… dan kita tahu siapa yang salah ucap mengatakan
propofol dan propolis.
Ibu Song Yi sangat terkejut dan gembira melihat bunga yang
diberikan Hwi Kyung padanya. Hari ini bukanlah hari ulang tahunnya. Tapi Hwi
Kyung tahu kalau hari ini adalah hari dimana ibu Song Yi berusaha keras untuk
melahirkan Song Yi. Aww.. Hwi Kyung so sweet banget.
Ibu Song Yi bertanya apa rencana Hwi Kyung untuk ulang tahun
Song Yi, apalagi sekarang Song Yi tak punya agenda kerja sehingga Song Yi pasti
punya banyak waktu luang. Saat Hwi Kyung memberitahukan kalau ia akan mengajak
makan malan, ibu Song Yi mengusulkan agar Hwi Kyung membuat sesuatu yang
spesial. Dan ia tersenyum rahasia, “Apakah aku sebaiknya memberimu saran?”
Komentar :
Hmmm… kira-kira apa, ya saran yang diberikan ibu Song Yi
pada Hwi Kyung? Temukan jawabannya di tempat Fanny, ya.. Fanny telah berbaik
hati membantu saya menulis bagian 2, karena saya tak sempat menuliskannya.
Jika Jae Kyung adalah jelas-jelas penjahat berhati iblis, saya masih
belum bisa meraba, apakah Se Mi memiliki niat jahat pada Song Yi, atau
ia hanya merasa tak enak pada Song Yi dan merasa terluka karena
perlakuan Song Yi padanya?
Sekian lama berada di bawah bayang-bayang Song Yi, tentu saja Se Mi juga
ingin bersinar. Dan itu tak salah. Namun kebohongan Se Mi malam itu,
membuat semuanya menjadi salah paham.
Dan ketika Min Joon mulai bertanya-tanya tentang akan adanya reinkarnasi, apa yang akan ia lakukan setelah ini?
Fanny .. thanks a lot. You’re my savior.
And you, girls.. are so amazing readers. Thank you for your
understanding.
Terima kasih karena mengerti kondisi saya. Alhamdulillah, saya
sehat-sehat saja. Tapi rasanya saya benar-benar lelah setelah mengurus ibu di
rumah sakit, dan setelah itu adek sakit, dan setelah sembuh gantian kakak yang
sakit.
Setelah semua sembuh, eh.. liburan ternyata telah berakhir, harus mulai
antar jemput sekolah lagi. I need to sleep desperately, so.. I just
sleep. A lot. Semoga besok semua sudah
kembali normal.